Anies Matta: Indonesia miliki modal menjadi negara adikuasa baru

1 minggu yang lalu 10

ARTICLE AD BOX

Indonesia berada pada pusaran krisis, tapi di sisi lain berpotensi menjadi adikuasa baru

Mataram (ANTARA) - Ketua Umum Partai Gelora Anies Matta mengatakan bahwa Indonesia mempunyai modal untuk bisa menjadi negara adikuasa alias super power baru.

"Selain kekuatan bumi seperti Amerika Serikat, China dan Rusia. Indonesia punya potensi besar menjadi negara super power," kata Anis Matta dalam kunjungan di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu.

Ia menceritakan gimana kondisi stabilitas bumi saat ini. Di mana bumi sedang menghadapi transisi dunia akibat pengaruh perang Rusia dan Ukraina.

Namun, meski Rusia dan Ukraina nan berperang, namun justru nan merasakan dampaknya adalah Amerika Serikat, terbukti dengan bankrut-nya bank dari negeri Paman Sam tersebut.

Baca juga: Anis Matta: Kekuatan militer Indonesia kudu masuk lima besar dunia

"Justru nan kita dengar ambruk adalah bank di Amerika bukan Rusia. Ini jadi musibah besar dan tidak ada nan tahu ujungnya di mana," ujarnya.

Selain itu, Anis juga mengatakan gimana perubahan sebuah rezim nan siklus putarannya sekitar 30 tahun sekali. Artinya, 20 tahun damai, 10 tahunnya kacau.

"Terkait Indonesia, saat ini era reformasi sudah memasuki siklus-nya. Akan memasuki satu putaran penggantian kepemimpinan. Maka, Pemilu 2024 merupakan tahun esensial bagi Partai Gelora," ucapnya.

Menurutnya, Indonesia berada pada pusaran krisis, tapi di sisi lain berpotensi menjadi adikuasa baru.

"Indonesia punya potensi besar menjadi negara adikuasa. Tetapi ada nan tidak percaya bahwa Indonesia bisa menjadi negara besar dan maju, padahal itu bisa jika kita mampu," ujarnya.

Oleh lantaran itu, dia meminta seluruh kader dan pengurus Partai Gelora untuk bekerja dengan langkah luar biasa.

"Mengubah pola kerja itu, memerlukan buahpikiran dan pendapat brilian untuk kemajuan Indonesia," katanya.
Baca juga: Partai Gelora deklarasi Capres Anis Matta, Cawapres Fahri Hamzah
Baca juga: Anis Matta: Perubahan sosial lebih sigap daripada reformasi politik