Disbun Kaltim berupaya kembangkan kopi jadi komoditas unggulan

Sedang Trending 1 bulan yang lalu 20
ARTICLE AD BOX

Kopi tetap berkembang di Kaltim meskipun perkembangannya sangat lambat tidak pesat seperti komoditas nan lain

Samarinda (ANTARA) - Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur berupaya mengembangkan kopi sehingga bisa bersaing dengan komoditas unggulan perkebunan lainnya seperti karet, kelapa, lada, coklat, kelapa sawit dan gula aren.

Kepala Bidang Pengembangan Komoditas Dinas Perkebunan Kaltim, Zuraida Hapsari di Samarinda, Kamis, menjelaskan saat ini kopi telah menjadi tren kekinian dan bagian dari style hidup masyarakat,namun sayangnya pertumbuhan komoditi kopi lokal belum sepenuhnya berkembang di Kalimantan Timur.

Padahal, lanjut Zuraida, kopi merupakan komoditas nan telah lama diusahakan oleh masyarakat pedesaan di seluruh Kaltim. Areal tanaman kopi tersebut terdapat nyaris merata di beberapa daerah pedesaan kabupaten di Kaltim.

"Kopi tetap berkembang di Kaltim meskipun perkembangannya sangat lambat tidak pesat seperti komoditas nan lain," kata Zuraida Hapsari.

Zuraida mengatakan kopi saat ini memang belum termasuk sektor unggulan di Kaltim. Padahal, tren kopi nan sekarang mendunia itu mempunyai potensi pasar nan berkepanjangan sehingga bisa memperkuat ekonomi regional dan kerakyatan.

Baca juga: Disbun dan Polda Kaltim musnahkan 17.800 bibit sawit terlarangan di Kukar

Baca juga: Disbun Kaltim fasilitasi izin upaya produk perkebunan

Ia mengatakan bahwa pihaknya belum menetapkan kopi sebagai komoditas unggulan, mudah-mudahan waktu mendatang ditetapkan menjadi komoditas unggulan agar bisa diprogramkan pengembangan kopi di Kaltim.

Terdapat tiga jenis kopi nan ada di Kaltim ialah jenis robusta, liberika dan arabika. Untuk robusta dan liberika berada di dataran rendah, sementara untuk arabika ada di dataran tinggi lebih dari 400 meter.

Lanjutnya menanam kopi sama dengan tanaman perkebunan nan lain seperti tanaman kakao dan nyaris sama dimana per hektarenya 1.600 serta populasi langkah tanaman 2,5 x 2,5 meter.

Zuraida mengungkapkan hambatan pengembangan kopi di daerah Kaltim lantaran masalah modal, karena untuk membangun kebun kopi perlu modal nan tidak sedikit.

"Benihnya saja di nilai Rp9.000, kemudian di ali per hektare 1.600 ini sudah sekitar Rp15 juta untuk membuka lahan," katanya.

Menurutnya, umur ekonomi kopi sampai 18 tahun, jadi kudu diremajakan lagi, perihal ini lantaran sudah banyak kopi nan rusak dan tua.

"Pemprov Kaltim juga telah memberikan support kepada para petani untuk mengembangkan usahanya," jelasnya.

Baca juga: Disbun Kaltim corak Kelompok Tani Peduli Api antisipasi karhutla

Baca juga: Disbun Kaltim meremajakan kebun karet 100 hektare di Paser


 

Pewarta: Arumanto
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2023

the last of us episode 1 the last of us episode 6 the last of us episode 7